Konnichiwaaaaaaaa!!! Gimana kabarnya?? Aku harap sehat semua ya! Sekarang ini udah akhir Juni dan akan memasuki bulan Juli. Di negara 4 musim sekarang sedang memasuki musim panas. Nah, berhubungan dengan itu, aku mau ngebahas tentang festival musim panas yang biasanya diadakan saat pertengahan tahun ini di negara 4 musim, khususnya Jepang. Selamat menyimak!
1. Tanabata
Tanabata merupakan festival yang asalnya dari Tiongkok dan kemudian diperkenalkan ke Jepang pada zaman Nara. Festival ini berkisah tentang kisah cinta antara 2 manusia yakni seorang penggembala sapi bernama Hikoboshi (Altair) dan seorang penenun bernama Orihime (Vega), bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra.
Mereka melalaikan tugas mereka karena percintaan tersebut. Hal itu menyebabkan Raja Langit marah dan memisahkan mereka dengan sungai Amanogawa. Mereka lalu hanya bisa bertemu pada malam ke tujuh bulan ke tujuh tiap tahunnya, melalui sebuah jembatan ajaib. Lewat dari hari tersebut, sungai yang memisahkan mereka akan meluap dan mereka harus menunggu hingga tahun depan untuk bisa bertemu kembali.
Salah satu tradisi paling terkenal adalah menulis permohonan, impian, di atas selembar kertas atau potongan kayu lalu digantungkan pada pohon bambu. Lalu permohonan2 ini akan diapungkan ke sungai atau dibakar pada tengah malam, agar segala sesuatu yang buruk segera berlalu. Mereka percaya bahwa harapan mereka akan terkabul jika hari itu tidak turun hujan.
2. Hanabi (kembang api)
Perayaan
khas di musim panas, bermula dari zaman Edo (1600-1868). Merupakan
pesta kembang api yang diadakan di seluruh wilayah Jepang pada
pertengahan bulan Agustus. Selain itu, ada juga permainan-permainan seru
seperti menangkap ikan mas koki menggunakan kawat berlapis kertas
tipis, dan banyak kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan
seperti permen apel, manisan, dan lain-lain.
Di sekitar tempat dimana
berlangsung pesta kembang api juga terdapat berbagai kios-kios hiburan yang
menyediakan makanan, minuman, dan permainan anak tersebut. Orang2 datang
bersama keluarga, teman, maupun pasangan. Sebagian ada yang mengenakan yukata (kimono dari
katun, sederhana) sambil membawa kipas kertas pengusir udara panas di
musim panas.
3. O-Bon
Merupakan
peristiwa keagamaan Budhis dimana setiap keluarga di Jepang menyiapkan
segala sesuatu untuk menyambut datangnya arwah para leluhur yang tinggal
untuk beberapa hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah penerangan api
yang dipasang di sekitar rumah merupakan sambutan selamat datang. Selama
masa O-bon, keluarga meletakkan sesajen buah-buahan dll, di meja sajen.
Di beberapa daerah juga, dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan
sejumlah instrumen musik tradisional seperti tambur taiko, sruling, dll
dengan irama yang dinamis. Sebagai penutup perayaan, dilakukan
pelarungan lentera-lentera kecil berwarna-warni di sungai terdekat
secara beramai-ramai.
4. Tsukimi
Tsukimi (festival melihat bulan) merupakan
pesta menikmati indahnya bulan purnama di musim panas sekitar
pertengahan bulan Agustus. Di Jendela dimana terlihat bulan purnama,
diletakkan sesajen khusus. Hal ini sebenarnya merupakan wujud pemujaan
alam oleh masyarakat pertanian untuk memperoleh panen yang berlimpah.
5. Hakata Gion Yamakasa (1-15 Juli) di Hakata (prefektur Fukuoka)
Perayaan
ini dimulai sejak zaman Kamakura (1185-1333) dalam rangka mengusir
bencana penyakit. Kuil-kuil kecil (Shinto) gotongan (O-mikoshi) diarak
beramai-ramai, beriringan dengan kendaraan-kendaraan hias yang disebut
Kazari Yamagasa dengan boneka-boneka besar yang menggambarkan
tokoh-tokoh legenda atau sejarah.
6. Tenjin Matsuri (24-25 Juli) di Osaka
Merupakan
salah satu festival besar dan terkenal di Jepang, dimulai sekitar tahun
1000. Ribuan orang berarakan menggotong kuil-kuil kecil o-mikoshi dari
kuil Temmangu ke Jembatan Tenjin, kemudian naik perahu-perahu hias dan
selanjutnya dilakukan pesta kembang api.
7. Awa Odori (12-15 Agustus, mulai senja)
Masih ada kaitannya dengan festival O-bon, festival yang ini dilaksanakan dalam rangka menyambut dan mengantarkan
kembali arwah para leluhur. Tarian massal ini konon dimulai lebih dari
400 tahun yang lalu, dan dewasa ini diikuti oleh ratusan ribu peserta
yang menari berirama dengan iringan alat musik tradisional shamisen,
tambur, seruling, dan lonceng. Biasanya ada pembimbing tari yang
memimpin agar para peserta dapat menari secara sinkron.
8. Akita Kanto Matsuri (3-6 Agustus, mulai jam 7 malam) di kota Akita
Merupakan
salah satu dari tiga festival terbesar Jepang utara. Yang menjadi ciri
khasnya adalah 46 lentera yang dipasang pada kerangka besar yang dibuat
dari batang-batang bambu (kanto) setinggi 12 meter. Para pembawa kanto
ini menunjukkan kepiawaian mereka menjaga keseimbangan, meletakkan kanto
di telapak tangan, dahi, bahu, atau pinggang. Setiap kanto bermotif
khusus, biasanya melambangkan panjang umur dan panen berlimpah.
9. Nebuta Matsuri (1-7 Agustus)
Diadakan di Aomori dan Hirosaki. Iring2an kendaraan hias bergambar makhluk raksasa penyebab kantuk di musim panas. Festival ini dimaksudkan untuk mengusir makhluk ini. Banyak orang menyaksikan festival ini tiap tahunnya.
Nah, itu dia beberapa festival musim panas yang ada di Jepang. Kalau kebetulan tinggal di Jepang atau mungkin sedang berlibur kesana sekitar bulan Juni sampai Agustus ini, kalian bisa menyaksikan festival2 unik yang sudah disebutkan di atas tadi.
Happy summer holiday!! ^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comeback Setelah Hiatus Sekian Lama...
Halo selamat pagi/siang/sore/malam semua! Penulis akhirnya kembali ngeblog setelah sekian lama hiatus... :( Kali ini aku belum posting topik...
-
Name: Jesika Tri Junita NPM: 15030009 Group: 2G1 Review 1: Catatan Dodol Calon Dokter A group of amateur doctors tried their ab...
-
Halo semuaaaaaa!! Selamat datang di blog baruku: Scarlett Diamond! Aku baru bikin blog. Masih newbie. Jadi mungkin masih sederhana. Tapi g...
-
Halo selamat pagi/siang/sore/malam semua! Penulis akhirnya kembali ngeblog setelah sekian lama hiatus... :( Kali ini aku belum posting topik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar